
BeritaQ.com Kekecewaan besar berupa kekalahan 1-4 atas Newcastle United tidak hanya makin menyakitkan bagi Manchester United di musim ini, namun juga dengan tegas mengisyaratkan bahwa ini adalah salah satu musim tersulitnya dalam sejarah Premier League.
Kegagalan yang dialami di St James' Park pada hari Minggu (13/4) ini telah membuat Manchester United berada di peringkat ke-14 klasemen sementara dengan total 38 angka setelah memainkan 32 pertandingan. Ini artinya, meskipun meraih skor tertinggi dalam keenam pertandingan sisanya, jumlah maksimum yang dapat dicapai hanyalah 56; lebih sedikit dibandingkan dengan catatan buruk sebelumnya yakni 58 poin pada musim 2021/22.
Berdasarkan informasi itu, musim 2024/25 dapat dikatakan sebagai tahun tersulit bagi Manchester United dalam hal mengumpulkan poin semenjak sistem Premier League diberlakukan.
Dihantam Newcastle, Dipecundangi Statistik
Pertandingan melawan Newcastle berubah jadi bencana. Gawang Andre Onana ditembus Sandro Tonali sekali, dua kali oleh Harvey Barnes, ditambah lagi dengan satu gol dari Bruno Guimaraes. Di sisi lain, United cuma bisa menyambar satu gol semata wayang.
Newcastle yang telah meraih posisi ketiga, bermain dengan sangat superior di segi kecepatan, daya tarik fisik, serta determinasi. Di sisi lain, tim Ruben Amorim malahan tampak tidak teratur dan kurang memiliki strategi permainan.
Posisi MU yang cuma unggul tiga poin dari zona degradasi (West Ham di urutan ke-17 dengan 35 angka) mengakibatkan suara waspada makin keras terdengar di Old Trafford.
Rute Alternatif Menuju Liga Champions masih Tersedia
Walaupun performanya di kompetisi lokal belum sesempurna yang diharapkan, harapan untuk bermain di Liga Champions musim depan masih dapat dicapai melalui rute Liga Europa.
Setelah seri 2-2 dengan Lyon pada pertandingan perdana babak delapan besar, Setan Merah siap menghadapi laga krusial dalam leg kedua yang bakal dilangsungkan di Old Trafford minggu ini. Jika mampu melaju hingga mencapai gelaran juara, maka tempat mereka di ajang tertinggi klub se-Eropa sudah menanti.
Akan tetapi, mengingat keadaan mental dan fisiknya yang sangat mengkhawatirkan, kesempatan itu tampaknya akan sulit dicapai tanpa adanya peningkatan substansial.
Roy Keane: "Tim Ini Kurang Kekuatan Fisik dan Psikologis"
Mantan kapten legenda Manchester United, Roy Keane, tidak dapat mengendalikan kritik tajamnya tentang tim sekarang. Di dalam pernyataannya untuk Sky Sports News, dia menyampaikan bahwa para pemain yang dilatih oleh Amorim kurang kuat baik dari segi fisik maupun mental.
"Kami selalu menciptakan alasan bagi tim ini. Banyak pemain tidak ingin berlari. Ada pula beberapa di antaranya yang tampaknya ragu melakukannya," kata Keane.
Newcastle terlalu pesat, terlalu tangguh, dan terlalu bersemangat. United? Nampaknya bukan tim yang kokoh. Saya cemas tentang sikap para pemain tersebut.
Pernyataan Keane seolah menegaskan bahwa masalah di tubuh MU bukan hanya soal taktik atau kualitas individu, melainkan juga krisis karakter dan mentalitas bertanding.
Enam Pertandingan yang Menentukan Masa Depan
MU tetap perlu berurusan dengan Wolves, Bournemouth, Brentford, West Ham, Chelsea, serta Aston Villa dalam keenam pertandingan tersisa di Premier League musim ini. Jika ditambah dengan empat laga ekstra yang mungkin ada di Liga Europa, peluang untuk menyelamatkan musim masih dapat dilakukan.
Akan tetapi, menghadapi penurunan kinerja yang berkelanjutan serta tekanan semakin meningkat dari para pendukung, Ruben Amorim perlu cepat mencari solusi untuk memulihkan prestasi tim—jika tidak ingin menjadikan musim ini sebagai catatan kelam dalam sejarah klub. (*)
Post a Comment for "Musim Malu MU: Tersingkir oleh Newcastle dengan Kekalahan Memilukan dalam Sejarah Premier League!"