Setiap organisme di bumi ini mempunyai dorongan alami untuk bertahan dan melanjutkan keberadaan jenis mereka dengan cara berbiak. Sebagian besar binatang wajib menikah agar dapat mengandung anak, namun sekelompok kecil dari mereka sanggup bereproduksi tanpa butuh pasangan. Fenomena tersebut disebut partozeugosis atau pertumbukan tanpa pejantan.
Pada tahap ini, seorang betina menghasilkan embrio dari telur yang belum dibuahi. Dalam kasus perkembangan biologis seperti partenogenesis, individu hasilnya semua berjenis kelamin sama—baik jantan maupun betina. Jika teknik ini menjadi satu-satunya metode reproduksi untuk suatu spesies hewani, hal tersebut dikenal sebagai partenogenesis wajib. Sekarang, mari kita lihat beberapa jenis hewan yang mampu bereproduksi secara tak perlu kawin. Berikut adalah daftarnya!
1. Komodo

Di tahun 2006, para peneliti mengungkapkan bahwa kadal Komodo mampu berkembang biak tanpa bantuan jantan. Saat itu pula, satu ekor betina yang berada di Taman Hewan Chester di Inggris bertelur hingga 25 butir meski tidak pernah kontak dengan jantan manapun. Fenomena tersebut dikenal waktu itu sebagai sesuatu yang luar biasa.
2. Hiu

Pada tahun 2007, karyawan Omaha's Henry Doorly Zoo and Aquarium ,Amerika Serikat terkejut ketika menemukan seorang bayi hiu bonnethead Berukuran sekitar 16,5 cm. Akuarium itu memuat 3 ekor ikan hiu betina dengan jenis yang serupa dan tak ada tanda-tanda cedera akibat perkawinan dengan spesies lain di dalam akuarium tersebut.
Sebelumnya, para ahli percaya bahwa hiu betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma dalam jangka waktu yang lama setelah diambil dari alam liar. Akan tetapi, hiu bonnethead Di tempat penangkaran tersebut, hewan-hewannya dipindahkan dari habitat aslinya tiga tahun yang lalu dan masih sangat muda ketika diculik, oleh karena itu hipotesis ini ditolak oleh para ahli. Fenomena ini dengan jelas menunjukkan melalui analisis genetik bahwa ikan hiu dapat melakukan reproduksi secara partenogenetik. Setelah insiden itu, fenomena kelahiran tanpa kawin pun diamati pula pada jenis ikan hiu zebra. Stegostoma tigrinum ), hiu karang punggung hitam ( Carcharhinus melanopterus ), dan sihir pemburu yang lembut (صند.nlm Mustelus mustelus ).
3. Kadal ekor cambuk

Kadal ekor cambuk melakukan reproduksi lewat fenomena bernama partenogenesis, yaitu di mana embrio tumbuh dari telur tanpa adanya pembuahan. Telur tersebut memiliki jumlah kromosom sebanyak dua kali lipat dari normal, yakni mulainya dari 92 kromosom yang kemudian pasangkan diri sendiri dalam proses pembagian sel, sehingga pada akhirnya menciptakan telur siap bertelur dengan 46 kromosom saja. Proses ini menjamin bahwa generasi mendatang akan sama persis secara genetika seperti sang induk.
Kadal ekor cambuk merupakan hasil hibridisasi antara dua jenis, sehingga memiliki keragaman genetik dasar. Akan tetapi, apabila tak ada kontribusi sperma atau input genetik luar, maka informasi genetik yang sudah hilang menjadi sulit untuk dikembalikan. Meskipun partenogenesis cukup efektif secara singkat, namun bisa membatasi kapabilitas adaptasi di masa depan akibat variasi genetiknya yang terbatas.
4. Serangga tongkat

Serangga kayu, khususnya yang berada di genus tersebut. Timema, Sebagian besar melakukan reproduksi secara partenogenetik. Walaupun sepertinya proses ini sangat mendukung keberlangsungan jeruk-api dalam menjauhi batas kepunahan, namun reproduksi partenogenetik tersebut pada dasarnya bisa mengekang kapabilitas mereka dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sebagai solusi atas masalah itu, beberapa jenis spesies telah berkembangan. Timema Terjadi juga reproduksi seksual pada waktu-waktu tertentu, yang dapat menambah variasi genetik.
5. Tardigrada

Tardigrade, juga dikenal sebagai beruang air, merupakan makhluk mikroskopis yang istimewa terkenal dengan daya tahannya serta metode perkembangbiakannya yang luar biasa. Spesies ini mampu berkembang biak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sel-sel sperma jantan dan telur betina. Selain itu, mereka juga bisa melakukan perkawinan aseksual lewat fenomena bernama partenogenesis, di mana betina menciptakan generasi baru tanpa adanya fertilisasi.
Parthenogenesis lebih sering ditemukan pada tardigrada yang tinggal di perairan tawar dan daerah daratan. Metode perkembangbiakan ini membolehkan tardigrada menambah jumlah populasi secara pesat di tempat-tempat dimana mencari pasangan mungkin sulit didapatkan. Kekuatan untuk bertukar antara proses kawin dan tidak kawin memberikan tardigrada fleksibilitas adaptif yang kuat, hal tersebut menjaga keberlangsungan hidup mereka dalam situasi-situasi yang sangat variatif maupun keras.
6. Buaya

Pertama kali dalam sejarah, para peneliti melaporkan lahirnya bayi buaya dari induk betina yang belum pernah berpasangan pada tahun 2018. Sebuah buaya betina asal Amerika datang ke Taman Satwa Hewan Reptilandia di Kosta Rika pada tahun 2002. Sesudah tinggal selama 16 tahun tanpa bertemu dengan pejantan, si buaya ini kemudian memproduksi 14 butir telur secara tak terduga.
Sekitar 14 butir telur yang ada, sayangnya cuma tujuh saja yang berhasil menetas ketika diinkubasi. Dari semua penetasan itu, baru satu butir telur yang mencapai perkembangan embrio sempurna; namun naas, anak buaya tersebut meninggal dunia seketika dilahirkan. Melalui analisis DNA pada embrio tersebut, hasilnya memperlihatkan bahwa tingkat kesesuaian genetis antara embrio dan induknya melebihi angka 99,9%.
7. Burung kondor California

Untuk mendukung pemulihan jumlah populasi burung kondor California ( Gymnogyps californianus Para staf dan peneliti di Taman Hewan San Diego meletakkan seekor burung condor betina bersamaan dengan seorang jantan yang produktif. Tetapi, pakar genetika yang menganalisis sampel DNA di lab menemukan bahwa kedua ekornya laki-laki tersebut memiliki DNA yang sama persis seperti induk mereka. Ini berarti, walaupun sudah dikawinkan dengan jantan, kadang-kadang burung condor betina asli California ini lebih memilih untuk bereproduksi secara mandiri.
Phenomenon binatang yang mampu bereproduksi tanpa perlu berpasangan mencerminkan keajaiban strategi perkembangbiakan di alam semesta. Mulai dari insektahingga reptile, kapabilitas ini membantu spesies tetap bertahan hidup meski menghadapi situasi lingkungan yang keras.
Referensi
India Today. Diakses pada April 2025. 7 Hewan yang Berkembang Biak Tanpa Bertelur atau Berpasangan Times of India. Diakses pada April 2025. 8 Hewan yang Berkembang Biak Tanpa Bertelur atau Berpasangan Live Science. Diakses pada April 2025. Hewan yang Melahirkan Tanpa Berpasangan Scientific American. Diakses pada April 2025. Asexual Lizards
Post a Comment for "7 Hewan Ajaib di Indonesia yang Dapat Berkembang Biak Sendiri"